Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2021

Gone, But Will Never Be Forgotten

Semasa saya bersekolah di Sekolah Dasar, saya memiliki seorang teman yang bisa dikategorikan sebagai sahabat. Dia adalah salah satu orang terbaik yang pernah saya kenal semasa saya bersekolah di SD. Dia adalah seorang laki-laki. Pada masa itu, saya sedang ogah memiliki seorang perempuan sebagai teman dekat, karena saya pernah memiliki pengalaman buruk saat bertaman dengan teman perempuan saya itu. Pertama kali kami berkenalan adalah pada saat kelas 3 akhir. Memang, pada akhirnya kami tidak pernah sekelas sampai tamat SD. Pada masa itu terjadi banyak pergolakan di sekolah saya, makanya kami, anak kelas 3 yang hanya terdiri dari 2 kelas saja banyak berdiskusi antara satu dengan yang lainnya. Saya memang memiliki banyak teman yang sudah saya kenal dari sejak lama di kelas sebelah, namun pertama kali saya melihat sahabat saya ini, saya merasa kasihan kepadanya. Beliau ini tidak terlalu tinggi, berkulit putih, dan bertubuh sangat kurus sekali, seperti jarang sekali makan, namun kami memilik

Puisi: Dingin

Sunyi, hanya suara rintik hujan Kulihat malam semkin kelam Hmm cuacamu semkin aduhai Buatku nyaman dalam pembaringan Menatap lampu kamarku Melihat sekelilingku, aku sendiri Udara semakin dingin kurasa Kutarik selimut Kuambil bantal Setia temani tidurku Dingin, semakin dingin Lelapkanlah aku dalam tidurku

Cerita Pendek: Tidak Konsisten

Terdengar bunyi alarm begitu keras mengusik tidur agus yang begitu terlelap. Dia menggeliat menahan rasa kantuk. Kemudian dia membuka matanya secara perlahan. “Ya Allah!” Agus terkejut melihat jam ternyata pukul 07.00 pagi. Dia langsung bergegas  menuju kamar mandi, kemudian dia mandi dan merapikan diri lalu tancap gas untuk pergi ke kampus. Sesampainya ia di kampus, dia sudah terlambat menghadiri diskusi kelompok bersama dengan dosen pembimbing yang dimajukan dari jam yang telah ditentukan karena dosen pembimbngnya akan segera pergi keluar negeri. “Maaf, Pak. Saya boleh masuk?” Tanya Agus pada dosennya yang sedang menyampaikan materi. ”Iya, silahkan duduk, Gus, tapi maaf hari ini presentasimu digantikan oleh Riyan.” “Tapi kenapa, Pak? Saya hanya terlambat sebentar.” “Ini bukan masalah sebentar atau lama. Mahasiswa di kampus ini merupakan mahasiswa yang disiplin. Project itu dari dulu saya percayakan sama kamu tapi kamu ternyata tidak bisa konsisten. Meskipun telat sebentar, ada dianta

Biografi Abdul Muis

Abdul Muis lahir pada tanggal 3 Juni 1883 di Bukittinggi, Sumatra Barat. Ia adalah putra Datuk Tumenggung Lareh, Sungai Puar. Seperti halnya orang Minangkabau, Abdul Muis juga memiliki jiwa petualang yang tinggi. Sejak masih remaja, ia sudah berani meninggalkan kampung halamannya, merantau ke Puiau Jawa. Bahkan, masa tuanya pun dihabiskannya di perantauan. Sastrawan yang sekaligus juga pejuang dan wartawan ini meninggal dunia di Bandung pada tanggal 17 Juni 1959 dalam usia 76 tahun. Jenazahnya dimakamkan di Taman Pahlawan Cikutra, Bandung. Ia meninggalkan 2 orang istri dan 13 orang anak. Abdul Muis lulusan Sekolah Eropa Rendah (Eur. Lagere School atau yang sering disingkat ELS). Ia pernah belajar di Stovia selama tiga setengah tahun (1900--1902). Namun, karena sakit, ia   keluar dan sekolah kedokteran tersebut. Pada tahun 1917 ia   pergi ke negeri Belanda untuk menambah pengetahuannya. Meskipun hanya berijazah ujian amtenar kecil (klein ambtenaars examen) dan ELS, Abdul Muis memi

Tamatan SMA vs Petugas Keamanan Stasiun

Tepat tengah hari pada tanggal 18 Oktober 1980, lahirlah seorang anak. Adi, begitulah ia biasa disapa. Ia lahir dan besar di Bandung. Orang tuanya menaruh harapan yang tinggi kepadanya, agar ia dapat sukses mengangkat derajat keluarganya. Masa kecilnya sebenarnya tidak terlalu bahagia. Keluarganya tidak selalu mencukupkan kebutuhannya. Karena itu, ia suka membaca bacaan yang sebenarnya diperuntukkan pada orang yang lebih besar darinya, berhubung keterbatasan uang untuk membeli buku cerita. Disinilah muncul sifat keingintahuannya. Saat ia menemukan sesuatu yang menurutnya membingungkan, ia selalu bertanya kepada orang yang lebih mengerti darinya. Namun, tak jarang, ia malah mendapatkan perkataan “nanti kamu juga ngerti” dari orang yang ia tanya. Orang tuanya sebenarnya tidak masalah kalau Adi suka membaca bacaan yang belum layak untuk seusianya. Namun, lama-lama orang tuanya merasa takut kalau hal itu malah membuat Adi merasa terbebani pikirannya. Adi memiliki cita-cita menjadi seorang

Peristiwa yang (Mungkin) Akan Dialami Semua Orang

Pada hari Minggu di pertengahan April 2017, terjadi sebuah peristiwa yang pada bulan-bulan sebelumnya tidak pernah diduga-duga akan terjadi pada hari itu. Membuat semua yang memiliki keterikatan darah dengannya terkejut. Membuat kami harus menghentikan kegiatan kami sejenak. Membuat kami sekeluarga (dari yang tertua hingga yang termuda) berkumpul kembali, hal yang biasanya hanya terjadi ketika ada momen perayaan hari raya atau momen penting lainnya. Saat itu, kami yang berada di Jakarta sedang melaksanakan yang selalu dilakukan di hari minggu. Kami berolahraga, lalu dilanjutkan dengan aktivitas masing-masing. Ayahku melanjutkan pekerjaan kantornya, ibuku memasak makanan untuk sarapan dan makan siang, adikku yang baru kelas 1 SD saat itu kembali tidur, dan aku yang akan berangkat untuk pergi les. Namun hal aneh terjadi hari itu. Pekerjaan kantor ayahku sudah selesai hari sebelumnya. Ibuku yang selalu memasak banyak makanan, hari ini hanya memasak sedikit saja. “Supaya cepat habisnya” ke