Langsung ke konten utama

Peristiwa yang (Mungkin) Akan Dialami Semua Orang

Pada hari Minggu di pertengahan April 2017, terjadi sebuah peristiwa yang pada bulan-bulan sebelumnya tidak pernah diduga-duga akan terjadi pada hari itu. Membuat semua yang memiliki keterikatan darah dengannya terkejut. Membuat kami harus menghentikan kegiatan kami sejenak. Membuat kami sekeluarga (dari yang tertua hingga yang termuda) berkumpul kembali, hal yang biasanya hanya terjadi ketika ada momen perayaan hari raya atau momen penting lainnya.

Saat itu, kami yang berada di Jakarta sedang melaksanakan yang selalu dilakukan di hari minggu. Kami berolahraga, lalu dilanjutkan dengan aktivitas masing-masing. Ayahku melanjutkan pekerjaan kantornya, ibuku memasak makanan untuk sarapan dan makan siang, adikku yang baru kelas 1 SD saat itu kembali tidur, dan aku yang akan berangkat untuk pergi les.

Namun hal aneh terjadi hari itu. Pekerjaan kantor ayahku sudah selesai hari sebelumnya. Ibuku yang selalu memasak banyak makanan, hari ini hanya memasak sedikit saja. “Supaya cepat habisnya” ketika aku tanyakan kenapa hari ini hanya memasak sedikit saja. Aku yang biasanya sangat antusias untuk pergi les dan selalu berangkat dan tiba sebelum orang lain, ketika itu terasa sangat malas sekali rasaya untuk melangkahkan kaki ke luar rumah. Saat itu, untuk pergi ke tempat les, aku selalu diantar oleh ayahku, karena penggunaan ojek online pada saat itu belum menjadi hal yang umum dan dapat diterima oleh orang tuaku.

Tepat sebelum aku melangkahkan kaki ke luar rumah, datang sebuah panggilan dari salah satu tanteku yang kebetulan saat itu berada di kota Padang, kota dimana Kakek dan Nenekku dari pihak ibu tinggal. Lalu pada panggilan kedua, tanteku mengabarkan bahwa kondisi kesehatan kakek kembali menurun setelah sebelumnya diperiksa oleh dokter. Penanganan dokter dapat dilakukan dengan cepat, karena rumah kakek dan nenek yang dekat dengan RSUD M. Djamil dan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, sehingga banyak mahasiswa kedokteran yang menyewa tempat tinggal di kamar kost di rumah kakek dan nenek. Saat itu, yang menerima panggilan adalah ibuku. Lalu kami merencanakan bahwa minggu depannya kami akan berangkat ke kota Padang untuk menjenguk kakek, karena jika hal tersebut dilakukan saat itu juga, terdapat banyak sekali hambatan. Mulai harga tiket yang kalau dipesan mendadak akan naik harganya jadi tidak masuk akal, aku dan adikku yang harus bersekolah esok harinya, dan ayahku yang juga harus bekerja di hari senin. 

Lalu datanglah panggilan ketiga, yang isinya tidak pernah disangka-sangka semua orang dalam beberapa bulan ke belakang, panggilan yang membuat semua orang sadar bahwa dunia ini fana dan akhirat itu kekal adanya. Datang kabar bahwa kakekku meninggal. Hal ini mengejutkan ayahku, yang pada saat itu menerima panggilannya. Saat itu aku dipanggil oleh ayahku. Dengan volume suara yang sangat pelan ia memberi tahuku kabar yang mengejutkan itu.

“Kak, hari ini tidak usah pergi les dulu ya” kata ayahku.

“Memangnya ada apa?” tanyaku yang sudah siap menerima apapun kabar buruk yang diterima ayahku melalui panggilan yang diterimanya dari Padang.

“Kakek sudah tiada, jadi kita akan berangkat ke Padang hari ini juga. Persiapkan semua perlengkapan dan pakaianmu, dan juga sampaikan ini ke ibumu”.

“Innalillah wa inna ‘ilaihi raji’un. Baiklah akan segera aku lakukan” kataku. 

Ternyata pada saat itu ayahku sedang menyelesaikan pekerjaan dadakan dari kantornya. Aku pun menghampiri ibuku, lalu disusul ayahku. Lalu kami berdua meminta untuk duduk sebentar, karena jika kabar ini disampaikan saat ia sedang berdiri, maka kemungkinan besar dapat terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Setelah itu, kami langsung melakukan persiapan untuk keberangkatan. Ayahku memesan tiket pesawat yang sumber pembayaran tiketnya entah dari mana, Ibuku mempersiapkan perlengkapan yang sekiranya dibutuhkan selama di Padang, dan aku beserta adikku mempersiapkan pakaian kami. Setelah semua perlengkapan selesai, kami langsung berangkat menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta.

Di bandara kami bertemu dengan 2 adik ibuku beserta keluarganya. Mengingat tiket pesawat yang masing-masing kami pesan secara mendadak, kami tak pernah menyangka bahwa kami akan satu pesawat. Kami lalu berdoa bersama, untuk kakek dan keselamatan perjalanan kami sampai ke rumah di Padang. Lalu kami memasuki pesawat bersama. Kami lalu berangkat dan sampai pada tujuan dengan selamat.

Sesampainya di rumah di Padang, kami langsung mencari nenek, mencoba menguatkan hatinya agar tidak berlarut-larut dalam kesedihan. Kami lalu bergabung dengan orang-orang yang sudah ada di lokasi sedari tadi. Mereka ternyata menunggu kami karena berdasarkan permintaan nenek, prosesi pemakaman tidak akan bisa dimulai sebelum kami yang berangkat dari Jakarta sampai di Padang. Seluruh proses pemakaman berakhir pada malam hari. Kami yang dari Jakarta tidak langsung kembali ke Jakarta, karena kami bermalam terlebih dahulu di Padang selama kurang lebih 3 – 4 hari.

(Dipublikasikan pertama kali pada 10 Agustus 2020 sebagai Tugas K.D. 3.4 dan 4.4: Teks Cerita Sejarah Bahasa Indonesia kelas 12 SMA Negeri 49 Jakarta. Teks diatas dibuat berdasarkan kisah nyata yang dialami sendiri oleh penulis pada tahun 2017)

Kerangka cerita sejarah pribadi di atas:

a.   Topik : Wafatnya Kakek pada Waktu yang Tidak Diduga Sebelumnya

b.   Kerangka:

No

Struktur

Paragraf

1

Orientasi

Paragraf 1 – 2

2

Pengungkapan Peristiwa

Paragraf 3

3

Menuju Konflik

Paragraf 4

4

Puncak Konflik

Paragraf 5 – 10

5

Resolusi

Paragraf 11 – 12

6

Koda

Paragraf 13

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Contoh Peralatan Pembuatan Film Modern

Dolby Digital (AC3) Membuat sebuah film pendek maupun film yang durasinya diatas 1 jam tadinya membutuhkan waktu yang sangat lama. Transisi dari pembuatan film yang sebelumnya menggunakan metode konvensional menjadi menggunakan peralatan modern diawali ketika Dolby Laboratories merilis sebuah standar pengkodean audio bernama Dolby Digital (AC-3), pada tahun 1991. Hal tersebut merevolusi standar pembuatan suatu film, termasuk me-modern-kan perangkat dalam pembuatan sebuah film. Perangkat yang modern tersebut ternyata dapat mempercepat durasi pembuatan suatu film, baik dalam fase produksi maupun dalam masa pasca-produksi. Berikut ini beberapa perangkat (baik software maupun hardware ) yang biasa digunakan dalam fase produksi dan pasca-produksi sebuah film: 1. Fase Produksi Kamera IMAX yang digunakan sutradara Michael Bay dalam pembuatan film Ttansformers: Revenge of the Fallen. Selain naskah dialog, alat yang pasti digunakan dalam pembuatan sebuah film adalah kamera. Tadinya, pembuata

Berita Televisi di Era Digital, Akankah Menjadi Usang?

Sumber gambar: https://id.lovepik.com/images/png-news.html Semenjak perkembangan Internet dan teknologi di bidang digital yang sangat pesat, kalimat di atas telah menjadi pertanyaan banyak orang. Salah satu contoh perkembangan tersebut adalah adanya smartphone yang telah menjadi barang yang wajib dimiliki setiap orang. Benda yang berukuran sebesar telapak tangan itu dapat melakukan sangat banyak hal, misalnya: melakukan pencurian data pribadi, memfitnah orang melalui media sosial, serta menyebarkan informasi yang tidak bisa dikonfirmasi kebenarannya. Salah satu hal lainnya yang bisa dilakukan oleh smartphone adalah menyampaikan berita terkini kepada penggunanya. Ada banyak sekali macam berita yang dapat dilihat melalui smartphone , baik dalam bentuk tulisan maupun dalam bentuk visual, seperti infografis atau video pendek. B anyak stasiun televisi nasional yang telah mengembangkan sayapnya ke media digital. Dalam bentuk visual, hampir semua stasiun televisi tersebut memiliki akun di

Hilangnya Permainan Dampu Bulan

Permainan tradisional adalah permainan yang tumbuh dan lahir di daerah masing-masing. Permainan tradisional masih menggunakan bahan baku alami dan cara pembuatannya pun memiliki perbedaan di masing-masing daerah. Seiring berjalannya waktu dengan banyak bermunculan permainan digital , game online, dan lainnya. Hal ini membuat permainan tradisional terbenam dari kesenangan anak-anak. Permainan tradisional seolah hanya kenangan masa kecil yang tidak layak diperjualbelikan pada era modern seperti ini, contohnya permainan dampu bulan. Dampu bulan merupakan permainan tradisional yang berasal dari Betawi. Bermain dampu bulan biasanya dilakukan di halaman yang luas atau di lapangan yang permukaannya tanah. Dampu dimainkan di sebidang tanah yang arena permainannya berbentuk kotak-kotak yang berjumlah 9. Petak-petak di permukaan tanah dibuat dengan menggunakan kapur atau pecahan genting. Permainan ini biasanya dimainkan oleh dua orang atau lebih, baik anak laki-laki atau perempuan. Setiap