Semenjak perkembangan Internet dan teknologi di bidang digital yang sangat pesat, kalimat di atas telah menjadi pertanyaan banyak orang. Salah satu contoh perkembangan tersebut adalah adanya smartphone yang telah menjadi barang yang wajib dimiliki setiap orang. Benda yang berukuran sebesar telapak tangan itu dapat melakukan sangat banyak hal, misalnya: melakukan pencurian data pribadi, memfitnah orang melalui media sosial, serta menyebarkan informasi yang tidak bisa dikonfirmasi kebenarannya. Salah satu hal lainnya yang bisa dilakukan oleh smartphone adalah menyampaikan berita terkini kepada penggunanya. Ada banyak sekali macam berita yang dapat dilihat melalui smartphone, baik dalam bentuk tulisan maupun dalam bentuk visual, seperti infografis atau video pendek. Banyak stasiun televisi nasional yang telah mengembangkan sayapnya ke media digital. Dalam bentuk visual, hampir semua stasiun televisi tersebut memiliki akun di platform YouTube, dimana hal yang ditayangkan di platform tersebut persis sama seperti yang ditayangkan di teievisi. Dalam bentuk tulisan, banyak stasiun televisi tersebut yang memiliki media sosial, menyebabkan berita yang aktual dapat dengan cepat disampaikan ke masyarakat luas. Banyak masyarakat umum yang menjadi pengguna media sosial. Hal ini dapat menyebabkan efek samping yang bermacam-macam, baik positif maupun negatif.
Dalam bidang pemberitaan, hal negatif dalam penggunaan media sosial adalah berita yang tidak bisa dikonfirmasi sangat mudah tersebar tanpa adanya filter. Hal ini dapat menyebabkan efek negatif, misalnya: masyarakat yang menjadi mudah terpolarisasi akibat berita bohong yang menyudutkan salah satu pihak. Hal tersebut terjadi ketika muncul berita bohong dimana Presiden bisa menjabat lebih dari 2 periode, dimana hal tersebut dilarang dalam Undang-Undang. Efek positifnya, berita teraktual bisa diakses oleh masyarakat sangat cepat, dimanapun, dan kapapun. Meskipun hal tersebut dapat menyebabkan terjadinya hal negatif, namun banyak orang yang terbantu dengan tersebarnya akses internet yang berguna untuk mengakses berita tersebut. Sangat banyak orang yang pulang beraktivitas pada sore hari ingin mengetahui lokasi mana saja yang mengalami kejadian banjir, apakah banjir tersebut mengganggu rute kepulangannya. Tidak mungkin mereka harus mencari sebuah televisi untuk mengetahui hal tersebut, dimana jika mereka melakukan hal tersebut dapat mengganggu banyak orang. Hal lainnya adalah jika terjadi suatu musibah. Contohnya adalah ketika terjadi Tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, pada tanggal 1 Oktober 2022. Menyebarnya informasi terkait tragedi tersebut dengan cepat dalam media sosial sangat membantu banyak pihak dalam mengetahui apa yang sebenarnya terjadi di lokasi. Informasi yang tersebar di media sosial tersebut bisa diakses di mana saja dan kapan saja, baik oleh keluarga korban, pihak yang terkait, maupun masyarakat luas yang memiliki rasa keingintahuan yang tinggi. Banyak informasi yang menyebar melalui media sosial dalam bentuk video apa yang terjadi di lokasi. Video tersebut sangan membantu untuk proses investigasi penyelidikan kejadian tersebut. Berkat berita yang menyebar dengan sangat cepat media sosial, tragedi tersebut mengundang perhatian dan simpati dari masyarakat Internasional.
Kesimpulan:
Sebenarnya, semua hal yang telah disebutkan di atas dapat diakses melalui pemberitaan televisi konvensional. Namun, dengan repotnya langkah-langkah yang harus ditempuh seseorang yang ingin memiliki akses ke televisi yang dimaksud, ditambah dengan mudahnya akses ke pemberitaan terkini yang aktual melalui smartphone (via internet) membuat saya menyetujui kalimat yang menjadi judul artikel ini.
(Dipublikasikan pertama kali pada 06 Oktober 2022 untuk memenuhi Tugas Minggu Ke-2 kelas 2IA03 mata kuliah Pengantar Teknologi Internet & New Media Universitas Gunadarma. Isi tulisan sepenuhnya merupakan pendapat penulis. Postingan blog ini dibuat oleh Ali Akbar Said (2IA03) dengan NPM 50421119)
Komentar