Permainan tradisional adalah permainan yang tumbuh dan lahir di
daerah masing-masing. Permainan tradisional masih menggunakan bahan baku alami dan
cara pembuatannya pun memiliki perbedaan di masing-masing daerah. Seiring berjalannya
waktu dengan banyak bermunculan permainan digital, game online,
dan lainnya. Hal ini membuat permainan tradisional terbenam dari kesenangan
anak-anak. Permainan tradisional seolah hanya kenangan masa kecil yang tidak
layak diperjualbelikan pada era modern seperti ini, contohnya permainan dampu
bulan.
Dampu bulan merupakan permainan tradisional yang berasal dari
Betawi. Bermain dampu bulan biasanya dilakukan di halaman yang luas atau di
lapangan yang permukaannya tanah. Dampu dimainkan di sebidang tanah yang arena
permainannya berbentuk kotak-kotak yang berjumlah 9. Petak-petak di permukaan
tanah dibuat dengan menggunakan kapur atau pecahan genting. Permainan ini
biasanya dimainkan oleh dua orang atau lebih, baik anak laki-laki atau perempuan.
Setiap pemain memiliki gacoan. Untuk menentukan urutan permainan,
dilakukan dengan cara hompimpa dan suit.
Munculnya permainan modern dengan efek-efek yang lebih bagus
dengan mengedepankan virtual video dengan animasi membuat permainan dampu
bulan enggan dimankan oleh anak-anak Betawi. Sempitnya lahan kosong di Jakarta
akibat pembangunan perumahan yang pesat, memperkecil minat anak-anak untuk
memainkan permainan tersebut. Terlebih lagi fasilitas yang diberikan orang tua,
seperti gawai dan internet, membungkam anak untuk tidak bermain di luar rumah.
Di daerah padat penduduk seperti Jakarta Pusat yang sudah berdiri
gedung-gedung pencakar langit. Permainan ini sudah jarang sekali ditemukan
anak-anak yang bermain dampu bulan. Anak-anak yang bermain dampu bulan dapat
dihitung dengan jari. Permainan dampu bulan akan semakin menghilang akibat
tergusur oleh gawai serta game online yang sudah semakin canggih pada
zaman ini.
Wilayah Jakarta yang terkenal sebagai kota metropolitan juga turut
andil membungkam permainan dampu bulan, sedangkan 10% lainnya sudah tidak
mengenal apa itu permainan dampu bulan. Dalam ruang lingkup yang lebih sempit,
seperti di sekolah (contohnya di SMAN 49 Jakarta), para murid sudah tidak
memainkannya lagi. Mereka hanya sekedar mengetahuinya saja. Hal ini dipengaruhi
oleh gawai yang semakin canggih dan game online yang nilai digandrungi
oleh kalangan pelajar, membuat permainan dampu bulan semakin terpendam dalam
zaman.
Komentar